Berakhirnya masa
orde baru yang ditandai dengan gerakan reformasi diiringi oleh berbagai
tuntutan-tuntutan reformasi. Salah satu tuntutan reformasi adalah
demokratisasi. Disetiap sektor kehidupan termasuk kepemimpinan seorang pemimpin
dalam hal ini presiden sebagai kepala negara. Maka gaya-gaya kepemimpinan pada
masa orde baru yang cenderung bergaya otoriter dan militeristik di bawah
komando Soeharto sulit untuk diterapkan kembali di era reformasi saat ini
karena adanya peningkatan liberalisasi/ kebebasan rakyat dan kebebasan pers
yang luas.
Karena adanya
peningkatan kebebasan dari komponen-komponen penyokong sistem politik Indonesia
yang saling mempengaruhi maka akan menarik menganalisa gaya-gaya kepemimpinan
kepala negara di era reformasi saat ini. Untuk itu dalam tulisan ini penulis
akan membatasi dan menganalisa kepemimpinan SBY dari indikator-indikator
gaya-gaya kepemimpinan yang ada.
Kepemimpinan
sifatnya spesifik dan khas dan diperlukan bagi situasi khusus, serta di
sesuaikan dengan zamannya.
Oleh karena itu,
menurut saya (Hardianto H. Samina) SBY mempunyai tipe kepemimpinan sebagai
berikut :
I.
SBY DALAM TIPE MILITERISTIK
Pertama saya
mengaitkan bahwa SBY bergaya pemimpin yang bertipe militeristik. Hal ini disebabkan
karena yang mempengaruhi corak kepemimpinan seseorang bisa berupa pendidikan
dan pengalaman. Dari segi pendidikan dan pengalaman inilah yang
mengindikasikan bahwa SBY memiliki gaya militeristik karena SBY merupakan
lulusan AKABRI terbaik dan mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, serta
meraih pangkat Jendral TNI tahun 2000. Meskipun cukup lama di dunia militer,
SBY juga berkembang dalam pendidikan sipil seperti memperoleh Master in
Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan
studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di2004 meraih Doktor
Ekonomi Pertanian. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris
Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan
dari Thammasat University di Thailand ilmu politik. Serta SBY dikenal aktif
dalam berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau pernah menjabat sebagai
Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership for the Governance
Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional
untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia.
Meskipun SBY telah
lama menyesuaikan diri dengan kepemimpinan sipil yang egaliter dan demokratis
tetapi budaya militer sebagai dasar pembentukan karakter kepemimpinan SBY tidak
bisa hilang begitu saja. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa contoh kasus
gaya kepemimpinan militeristik SBY yang masih melekat, seperti beberapa kali
memarahi menterinya didepan umum, memarahi para bupati dan walikota
seluruh Indonesia yang tidur “takalok ” ketika SBY sedang berpidato.
Selain itu gaya militeristik SBY tergambar dari tindakan-tindakannya SBY dalam
pelaksanaan administrai negara yang formalitas dan kaku. Ini merupakan salah
satu karakteristik dari gaya kepemimpinan militeriktik yaitu segala
sesuatu bersifat formal. Terlihat dari pelaksanaan pemerintahan SBY yang
berjalan dengan prinsip bahwa segala sesuatunya sesuai dengan peraturan artinya
setiap pikiran baru harus bersabar untuk menunggu sampai
peraturannya berubah dulu, terobosan menjadi barang langka.
II. SBY DALAM
TIPE KARISMATIK
Karisma adalah hal
yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Semua pemimpin sebenarnya dengan
gampang bisa mempunyai karisma, tergantung caranya memimpin. Buat saya, Pak SBY
adalah orang yang berkarisma. Kharismanya bukan hanya tebar pesona atau main
yoyo tapi benar-benar diperhitungkan matang.
Terus terang belum
ada pemimpin yang berkarisma seperti pak SBY pada saat ini. Dibandingkan dengan
calon-calon presiden yang akan datang, Karisma Pak SBY masih di atas mereka.
Pak SBY jelas memiliki kharisma yang berkarakter. Karakter seorang pemimpin
masa depan yang mampu memimpin rakyatnya dengan baik.
Karisma beliau bukan
hanya tebar pesona seperti apa yang pernah disampaikan lawan politiknya.
Karisma yang ada dalam diri beliau adalah karisma yang telah menyatu karena
memiliki kepribadian yang unggul. Unggul dalam segala bidang. Baik bidang
ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan.
III. SBY DALAM TIPE
DEMOKRATIS
Menurut saya,
kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratik mungkin disebabkan
karena tuntutan reformasi, situasi dan kondisi saat ini yang semakin liberal.
Dimana tipe pemimpin dengan gaya ini dalam mengambil keputusan selalu mengajak
beberapa perwakilan bawahan, namun keputusan tetap berada di tangannya.
Selain itu pemimpin yang demokratis berusaha mendengar berbagai pendapat,
menghimpun dan menganalisa pendapat-pendapat tersebut untuk kemudian
mengambil keputusan yang tepat. Tidak jarang hal ini menimbulkan persepsi
bahwa SBY seorang yang lambat dalam mengambil keputusan dan
tidak jarang mengurangi tingkat determinasi dalam mengambil
keputusan. Pemimpin ini kadang tidak kokoh ketika melaksanakan keputusan karena
ia kadang goyah memperoleh begitu banyak masukan dalam proses implementasi
kebijakan.
Secara teoritis
pemimpin tipe ini bisa menerima kritik, kritik dibalas pula dengan kontra
kritik. Bukan menjadi rahasia lagi bila seringkali kita melihat dan mendengar
bagaimana SBY melakukan kontra kritik terhadap orang-orang yang mengkritiknya.
SBY percaya bahwa kebenaran hanya bisa diperoleh dari wacana publik yang
melibatkan sebanyak mungkin elemen masyarakat. Selain itu tipe pemimpin
ini dalam mengambil keputusan berorientasi pada orang, apresiasi tinggi pada
staf dan sumbangan pemikiran dari manapun.
Kesimpulannya adalah
bahwa setiap pemimpin tentu mengharapkan sesuatu yang terbaik untuk masyarakat,
bangsa dan negaranya. Begitupun dengan SBY yang mempunyai tipe kepemimpinan
yang lebih dari satu dan tidak hanya seperti yang sudah saya jelaskan diatas
tetapi lebih dari itu, seperti tipe sopportif, partisifatif, instrumental dan
yang lainnya, kesemuanya itu disesuaikan dengan situsi, dan perkembangan zaman
yang ada. Intinya setiap pemimpin selalu mengharapkan agar wilayah yang dipimpinnya
tersebut dapat tercipta suasana yang aman, tentram dan damai sesuai dengan
tujuan bersama.